MAJAS ATAU GAYA BAHASA

 MAJAS

A. Pengertian Majas

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang imajinatif atau berupa kiasan. Sifat majas secara umum adalah tidak pada makna yang sebenarnya atau kiasan atau bermakna konotasi. Penggunaan majas dalam gaya bahasa ini bertujuan untuk membuat pembaca bisa merasakan efek emosional tertentu dari gaya bahasa tersebut. 


B. Jenis - jenis majas dan Contohnya  

Secara garis besar, macam macam majas ini dapat dibagi ke dalam empat kelompok besar, meliputi: majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Pembagian ini didasarkan pada cara mengungkapkan makna kiasan dalam gaya bahasa yang digunakan.

1. Majas Perbandingan

Jenis majas perbandingan meliputi majas yang menggunakan gaya bahasa ungkapan dengan cara menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek yang lainnya, yakni melalui proses penyamaan, pelebihan, atau penggantian. Di dalam majas perbandingan ini pun masih dapat dibagi ke dalam beberapa sub jenis, seperti berikut ini. 

a. Majas Personifikasi

Majas personifikasi menggunakan gaya bahasa yang ungkapannya seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap seperti manusia. Majas ini membandingkan benda mati dan manusia. Jadi, intinya adalah pada kata 'person' yang berarti orang, atau meng-orang- kan benda mati. 

Contoh: Pensil itu menari -nuri di atas kertas untuk menghasilkan gambar yang begitu indah.

Keterangan: pensil adalah benda mati yang sudah pasti tidak bisa menari, tapi digambarkan benda mati tersebut bisa menari layaknya manusia.


b. Majas Metafora

Majas metafora adalah suatu majas yang menggunakan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan, melalui suatu ungkapan. Jadi, satu objek dibandingkan dengan objek lain yang serupa sifatnya, tetapi bukan manusia.

Contoh: Lily adalah anak emas di keluarga besar Pak Badar. 

Keterangan : anak emas adalah ungkapan bagi orang yang dianggap kesayangan.


c. Majas Asosiasi

Majas asosiasi adalah majas yang menggunakan ungkapan dengan membandingkan dua objek berbeda, namun dianggap sama, yang dilakukan dengan pemberian kata sambung bagaikan, bak. atau seperti Perbandingan dalam majas ini disampaikan secara implisit, sehingga pembaca harus menganalisa sendiri arti dari perumpamaan yang digunakan.

Contoh: Meskipun bukan saudara kembar, tapi kakak beradik itu bak pinang dibelah dua. 

Keterangan: bak pinang dibelah dua artinya kedua saudara itu memiliki wajah sangat mirip.


d. Majas Hiperbola

Majas hiperbola adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan kesan yang berlebihan, dan bahkan membandingkan sesuatu dengan cara yang hampir tidak masuk akal.

Contoh: Kakek itu bekerja banting tulang siang malam untuk menghidupi cucu-cucunya.

Keterangan: bekerja banting tulang siang malam menunjukkan kesan berlebihan dari tindakan bekerja keras.


e. Majas Eufemisme

Majas eufemisme adalah majas dengan gaya bahasa yang menggantikan kata-kata yang dianggap kurang baik ata kurang etis, dengan padanan kata yang lebih halus dan bermakna sepadan. 

Contoh: Perusahaan XYZ mengeluarkan khusus bagi kaum difabel. 

Keterangan: kata difabel menggantikan frasa yang dianggap kurang baik, yakni "orang cacat".


f. Majas Metonimia

Majas metonimia adalah majas yang menggunakan gaya bahasa dengan menyandingkan merek atau istilah tertentu yang sudah populer, untuk merujuk benda yang sebenarnya lebih umum

Contoh: Agar gigi bersih, kita harus rajin menggosok gigi dengan odol.

Keterangan: yang dimaksud dengan odol di sini adalah pasta gigi, karena odol sebetulnya adalah merek dagang dari pasta gigi.


g. Majas Simile

Majas Simile ini bisa dikatakan menyerupai majas asosiasi yang menggunakan kata hubung berupa : bak, bagaikan, atau seperti. Hanya bedanya, pada majas simile ini tidak membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan membandingkan kegiatan dengan menggunakan ungkapan yang maknanya serupa dan disampaikan secara lebih lugas atau eksplisit. Jadi pembaca langsung bisa menebak arti dari perumpamaan yang digunakan.

Contoh: Setelah kehilangan kakaknya. Dito bagaikan anak ayam kehilangan induknya, selalu kebingungan.

Keterangan: bagaikan anak ayam kehilangan induknya menunjukkan adanya kegiatan yang selalu dalam kebingunan tanpa arah dan tujuan.


h. Majas Alegori

Majas alegori adalah majas dengan gaya bahasa yang menyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan bermakna konotasi atau ungkapan.

Contoh: Dalam bahtera rumah tangga, suami adalah nakhodanya.

Keterangan: kata suami diungkapkan sebagai nahkoda, yang bermaksud sebagai pemimpin keluarga. 


i. Majas Sinekdok

Gaya bahasa sinckdok ini menunjukkan adanya perwakilan dalam mengungkapkan sesuatu. Agar lebih jelas, kita bisa melihat pada pembagian majas sinckdok ini, di mana majas ini masih terbagi lagi dalam dua macam, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.

Sinekdok pars pro toto (part/ sebagian mewakili total) adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur dengan maksud mewakili keseluruhan benda. Sedangkan sinekdok totem pro parte (total mewakili part/ sebagian) adalah kebalikannya, yaitu berupa gaya bahasa yang menunjukkan keseluruhan bagian yang mewakili hanya pada sebagian benda atau situasi saja.

Contoh: Pars pro Toto: Selama seminggu ini, Riyan belum juga menampakkan batang hidungnya.

Keterangan: batang hidung adalah hanya sebagian dari Riyan, padahal yang dimaksud adalah Riyan seluruhnya.

Totem pro Parte: Indonesia telah berhasil mendapatkan 11 medali emas Asian Games tahun ini.

Keterangan: Indonesia adalah seluruhnya, padahal yang dimaksud mendapat medali hanya beberapa orang yang mewakili Indonesia saja.


j. Majas Simbolik

Majas simbolik menggunakan gaya bahasa yang membandingkan antara manusia dengan sikap makhluk hidup lain dalam bentuk ungkapan.

Contoh: Silvi adalah bunga desa yang banyak memiliki kelebihan.

Keterangan: bunga desa menunjukkan sosok yang banyak dikagumi.


2. Majas Pertentangan

Majas pertentangan merupakan suatu bentuk gaya bahasa dengan kata-kata kiasan yang bertentangan dengan yang dimaksudkan sesungguhnya. Jenis majas pertentangan dapat dibagi ke dalam beberapa subjenis, meliputi:

a. Majas Litotes

Majas litotes adalah majas yang berkebalikan dengan majas hiperbola, tetapi lebih sempit pada ungkapan yang bertujuan untuk merendahkan diri, dan pada kenyataannya yang dimaksud tidak seperti yang dikatakan.

Contoh: Jika ada waktu, sudilah kiranya mampir ke gubuk kami.

Keterangan: gubuk yang dimaksud adalah rumah, sekali pun sebetulnya bukan berbentuk gubuk melainkan rumah yang sudah memiliki bangunan kokoh.


 b. Majas Paradoks

Majas paradoks adalah majas dengan ungkapan membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang berkebalikan.

Contoh: Aku merasa sepi di tengah-tengah pesta yang ramai ini. 

Keterangan: sepi dan ramai adalah sesuatu yang bertentangan.


c. Majas Antitesis

Majas antitesis adalah majas yang memadukan pasangan kata yang memiliki arti bertentangan.

Contoh: Baik buruk semua ada balasan yang setimpal 

Keterangan: kata baik dan buruk adalah du makna yang bertentangan dan saling disandingkan.


3. Majas Sindiran

Majas sindiran adalah kelompok macam majas yang menggunakan kata-kata kiasan yang tujuannya adalah untuk menyindir seseorang atau perilaku dan kondisi tertentu. Jenis majas sindiran terbagi ke dalam tiga subjenis, meliputi:

a. Majas Ironi

Majas ironi adalah majas yang menggunakan kata- kata bertentangan dengan fakta yang ada dengan maksud menyindir. Jadi, seperti memuji di awal, tapi menunjukkan maksud sebenarnya (yakni menyindir) di akhir kalimat.

Contoh Majas Ironi: Bersih sekali tempat ini, sampai sampai bisa jadi sarang tikus.

b. Majas sinisme 

Majas sinisme ini menggunakan gaya bahasa yang menyampaikan sindiran secara langsung pada hal yang disindir. Sinisme tidak menggunakan ungkapan untuk memperhalus sindiran seperti ironi, namun sindiran juga tidak disampaikan secara kasar.

Contoh Majas Sinisme: Kotor sekali kamarmu sampai debu debu bertebaran di mana-mana.


c. Majas Sarkasme

Majas ini menyampaikan sindiran secara langsung dan sifatnya kasar, sehingga cenderung seperti

Contoh Majas Sarkasme: Dia hanyalah sampah masyarakat yang tak berguna!


4. Majas Penegasan

Majas penegasan adalah jenis gaya bahasa yang dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan pengaruh kepada para pembaca atau pendengarnya agar menyetujui ujaran atau kejadian yang diungkapkan. Majas penegasan dapat dibagi ke dalam tujuh subjenis, yang meliputi:

a. Majas Pleonasme

Majas ini menggunakan kata-kata yang maknanya sama, sehingga terkesan tidak efektif, namun hal ini sengaja dilakukan untuk menegaskan suatu hal

Contoh: Kita harus maju ke depan agar bisa menjelaskan pada teman sekelas. 

Keterangan: maju pasti ke depan


b. Majas Repetisi

Gaya bahasa repetisi dilakukan dengan mengulang kata-kata yang ada dalam sebuah kalimat.

Contoh Majas Repetisi: Dia adalah pelakunya, dia si pencuri itu, dialah yang mengambil jam tangan milikmu.


c. Majas Retorika

Majas retorika dilakukan dengan memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya. yang sesungguhnya tidak perlu dijawab.

Contoh Majas Retorika: Kapan Aku pernah memintamu untuk membohongiku?


Itu lah materi penjelasan mengenai majas- majas, pengertiannya beserta contohnya. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Hewan Vertebrata dan Invertebrata (Edukasi Anak) )